Dalam rangka mengenang 20 tahun wafatnya Ali Moertopo, CSIS menggelar acara ramah tamah bersama keluarga besar Ali Moertopo beserta para kerabat dan sahabat di gedung CSIS. Suasana kekeluargaan begitu terasa seiring dengan keindahan lantunan karawitan CSIS, Larasing Nalar.
Acara dibuka oleh Harry Tjan Silalahi, anggota Dewan Eksekutif CSIS. Dalam sambutannya, Harry Tjan menekankan devosi Pak Ali kepada negara Indonesia dan merefleksikan pengalaman beliau di tengah perubahan-perubahan penting dari tatanan konstitusional, politik, ekonomi dan perkembangan budaya bangsa.
Semasa aktif di dalam kehidupan politik Pak Ali juga banyak mendirikan, turut mendirikan, atau setidaknya mendukung akan pendirian-pendirian lembaga-lembaga yang bermanfaat bagi masyarakat. Misalnya Harian Suara Karya, FBSI, KNPI, Golongan Karya sebagai organisasi politik bahkan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta serta yang sangat relevan dalam peringatan hari ini adalah jasa-jasanya untuk CSIS. Tentu lembaga-lembaga warisannya ini sekarang telah mengalami perkembangan sesuai dengan panggilan jamannya, namun tidak dapat disangkal bahwa beliau telah meletakkan rintisan-rintisan ke depan. Hadir untuk memberikan kata sambutan adalah putra dari Bapak Ali Moertopo, Harris Ali Moerfi.
Tiga peneliti CSIS dari tiga zaman berbagi pemikiran dalam mengenang Bapak Ali Moertopo. Mereka adalah: Jusuf Wanandi, sahabat dekat beliau di masa permulaan Orde Baru dan bersama-sama menata dasar-dasar yang kemudian menjadi landasan kehidupan bernegara hingga saat ini. Dalam tulisan yang berjudul "Mengenang Jasa-jasa Bapak Ali Moertopo bagi Bangsa dan Negara" dilukiskan akan karya bakti Ali Moertopo yang dilandasi ketulus-ikhlasan demi nusa bangsa Indonesia dan juga kepemimpinan Pak Harto.
Kedua, Ari Perdana, dalam judul "Jejak Pemikiran Ekonomi Ali Moertopo" menggambarkan tanggapan anak muda Indonesia menyongsong masa depan bangsanya. Ini dapat dibandingkan dengan gagasan Ali Moertopo disertai harapan-harapannya di bidang ekonomi yang dilihat 25 tahun yang lalu.
Terakhir, Indra J. Piliang, dalam "Menemukan Otentisitas: Catatan Pemikiran Politik Ali Moertopo" membandingkan perkembangan sosial politik semenjak digulirkannya "Akselerasi Modernisasi 25 Tahun" oleh Ali Moertopo. Ada yang jalannya mulus berhasil dan tentu ada yang gagal atau ada yang perlu dikoreksi. Ini menampakkan dinamika masyarakat Indonesia.
Dalam acara ini, diputar pula film "Ali Moertopo dalam Kenangan" yang disutradarai oleh Des Alwi. Setelah itu keluarga besar Ali Moertopo mengucapkan terima kasih atas kehadiran para kerabat dan sahabat dengan membagikan beberapa buku tentang Ali Moertopo. Acara ditutup dengan makan malam.
Sumber: http://www.csis.or.id/events_past_view.asp?id=38&tab=2
Selasa, 30 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar